Info Kuliner mengenai berbagai macam jajanan khas Purwokerto, dari makanan berat sampai makanan ringan, semua ada disini [...]

Koleksi terbaru mengenai Fashion dan aksesoris- aksesoris remaja [...]

Berbagai macam objek wisata menarik yang ada di jawa tengah yang dapat anda kunjungi [...]

Berisi info mengenai tips dan trik seputar bisnis [...]

Foods Fashion Objek Wisata Info Bisnis

Getuk goreng tak pernah dapat lepas dari Purwokerto, khususnya Sokaraja. Makanan khas ini bukan hanya menjadikan Sokaraja terkenal, tetapi lebih dari itu juga mampu menopang, bahkan menjadikan perekonomian masyarakat setempat maju. Hampir setiap sore, di daerah Sokaraja sepanjang 3 kilometer, padat oleh bus-bus yang sengaja datang membeli oleh-oleh getuk tersebut. Mereka memadati hampir setiap toko yang menyediakan getuk Sokaraja. Mulai dari getuk goreng Asli H Tohirin, Lestari, Aroma, Eka Sari, Lestari dan toko-toko lainnya. Di Sokaraja tidak kurang dari 40 toko yang menjajakan getuk goreng dengan menyerap tenaga kerja sampai ratusan orang, mulai dari pembuat sampai pelayan toko.
Awalnya, usaha getuk goreng ini dimiliki oleh sang mertua yang mulai berjualan sejak tahun 1918. Toko pertamanya diberi nomor 1. Kemudian usaha itu diteruskan Tohirin hingga bertambah maju dan memiliki 8 toko.

Harga getuk goreng Rp 9 ribu tiap kilogram. Sehari Tohirin harus menyediakan 1 kwintal singkong pada hari biasa atau 2 1/2 kwintal pada hari libur. Makanya tak heran, kan, kalau setiap toko bisa mengantungi uang Rp 1,5

Letaknya di Jl. Jend. Sudirman 68, Sokaraja- Banyumas. Bukan cuma satu warung soto yang bisa kita temukan di sana. Anda tinggal memilih warung mana yang pas dengan selera Anda. Salah satunya adalah warung soto Sedap. Pemiliknya adalah Ny. Nining. Warung ini sudah mulai beroperasi sejak tahun 1994. Sebelumnya sudah ada warung soto lain, tetapi Nining tidak takut bersaing. Bahkan ia berani memasang harga lebih tinggi ketimbang warung lainnya. Satu porsi sotonya dijual Rp 3.500. "Tetapi isi dagingnya pun lebih banyak, lo," kilahnya.

Dalam sehari Nining membutuhkan 7 kilogram daging sapi. "Kalau libur, bisa dua kali lipat," tambah Nining yang mengaku memperoleh Rp 500 ribu tiap hari. Dekat dengan penjual soto, Anda bisa memperoleh oleh-leh khas dari Banyumas atau Purwokerto. Di situ berderet toko yang menjual getuk goreng. Salah satu tokonya bernama, toko Asli. H. Tohirin-lah pemiliknya. Di sepanjang jalan ini, Tohirin punya 8 toko dengan nama yang sama.

Purwokerto memiliki serabi yang pinggirnya putih dan tengahnya coklat. Jadi ibarat memadukan rasa Solo dan Bandung dalam satu paket.
Agak berbeda dengan serabi Solo (Notosuman) yang gurih dan rasanya kalau saya bilang “rasa priyayi”, maka serabi Purwokerto ini rasanya “rasa merakyat” karena tidak menawarkan gurihnya santan tetapi lebih tawar pada bagian putihnya. Bonus atau bagian enaknya ya di bagian coklatnya yang ada di tengah karena disitulah yang ada gulanya.
Di alun-alun, depan kantor bupati Banyumas/Purwokerto, ada pasangan suami-istri yang berjualan serabi. Ny. Suparyati dan Bpk. Suparjo ini sudah berjualan serabi sejak tahun 1995. Mereka berjualan dari pukul 18.00 hingga pukul 21.00.

Harga satu serabi hanya Rp. 300. "Harga segitu murah sekali, lo. Soalnya rasanya juga enak," kata seorang pelanggan. Karena enaknya, tak sedikit orang datang mengunjungi warung serabi yang lebih dikenal dengan nama Serabi Bu Supar itu. Hingga per harinya, Supar bisa memperoleh Rp. 60 ribu. Padahal yang berjualan serabi di alun-alun pun ada beberapa. "Tetapi mereka memang jualannya pagi hari," kata Supar.

 
Copyright 2010 dunia usaha
Blognya Mahasiswa kesmas unsoed