Info Kuliner mengenai berbagai macam jajanan khas Purwokerto, dari makanan berat sampai makanan ringan, semua ada disini [...]

Koleksi terbaru mengenai Fashion dan aksesoris- aksesoris remaja [...]

Berbagai macam objek wisata menarik yang ada di jawa tengah yang dapat anda kunjungi [...]

Berisi info mengenai tips dan trik seputar bisnis [...]

Foods Fashion Objek Wisata Info Bisnis

LEGENDA SUMPAH “BANYU MENDIRO”

Akhir-akhir ini kita “diramaikan” dengan sumpah yang diucapkan oleh para petinggi Negara untuk meyakinkan bahwa apa yang dituduhkan pada jbs itu tidak betul. Konsekwensi atas akibat yang ditimbulkan oleh sumpah tsb. sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. Sumpah dikeluarkan secara sepihak . Namun apa yang ingin saya kemukakan berikut ini adalah jenis sumpah lain yang nampaknya telah menjadi bagian sebuah legenda sebagai sumpah “Banyu Mendiro”.
Di desa Mendiro, kecamatan Ngombol, Pwr. ada sebuah sumur kuno yang terletak disebelah “Sarean Eyang Mendiro” yang dipercaya sebagai cikal bakal desa Mendiro. Sumur ini berair jernih dan tidak pernah kering dalam segala musim. Dimusim kemarau, dari sumur ini para warga sekitar menggantungkan kebutuhan air khususnya untuk keperluan minum. Sebagai sumber air bagi warga sekitar, air ini adalah “biasa-biasa” saja. Namun air ini seketika akan menjadi “banyu mandi” bila digunakan sebagai “sumpah”, itulah kepercayaan dan legendanya.
Sejak saya kecil tahun ‘30-an sampai saya dengar akhir-akhir ini kepercayaan itu masih ada. Umumnya sumpah itu merupakan “tantangan” oleh seseorang yang dituduh melakukan sesuatu oleh pihak lain, biasanya dalam kasus pencurian. Si tertuduh menantang di penuduh untuk sumpah dengan bersama-sama minum Banyu Mendiro. Dengan begitu resikonya akan sama. Pihak yang “salah” akan menerima akibatnya, yang umum adalah perutnya akan “mlembung” diikuti oleh sakit-sakitan dan kematian. Karena resikonya yang begitu dahsyat itu maka sumpah ini jarang yang berani melakukan. Biasanya bila pihak tertuduh sudah mengancam dengan sumpah ini, pihak lain akan pikir-pikir karena kalau keliru sangat fatal akibatnya. Setahu saya baru satu kali saya menyaksikan terjadinya sumpah itu, sewaktu saya kecil dan mengenai akibatnya saya tidak mengikuti.
Kepecayaan ini bisa dianggap sebagai takhayul, tetapi bisa juga dinilai positip, sebagai cara masyarakat desa untuk menyelesaikan “konflik” antar warga dengan kedudukan/status yang sederajat dengan menerima resiko yang sama. Dilihat dari sudut pandang ini barangkali sumpah Banyu Mendiro itu ada fungsinya juga.
Slamet Wijadi

Share this post:

Digg it StumbleUpon del.icio.us Google Yahoo! reddit

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 dunia usaha
Blognya Mahasiswa kesmas unsoed